MATCH CUT UNTUK MEMBANGUN SUSPENCE DALAM FILM FIKSI POCERIKA

Sutan, Bhenny Hanis (2022) MATCH CUT UNTUK MEMBANGUN SUSPENCE DALAM FILM FIKSI POCERIKA. Strata thesis, Institut Seni Indonesia Padangpanjang.

	Text (COVER) COVER & HALAMAN PENGESAHAN.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text (ABSTRAK) ABSTRAK & DAFTAR ISI.pdf - Published Version Download (697kB)
	Text (BAB I) BAB I.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text (BAB IV) BAB IV & DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text (06205317 - SUTAN BHENNY HANIS) 06205317 - SUTAN BHENNY HANIS.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (4MB)

Downloads

Abstract

Film POCERIKA merupakan film fiksi berdurasi 15 menit, yang ber-genre psychological thriller. Menceritakan Kunal yang terlahir dari keluarga ayah psikopat dan memiliki obsesi untuk menjadikan Kunal kuat sama seperti dirinya. Ayah Kunal dapat menghalalkan segala cara bagi siapa saja yang menghalangi rencananya. Kunal yang tidak memiliki kecenderungan seperti ayahnya ingin terbebas dari semua jeratan ayahnya yang memaksa dan bertekad menghentikan semua perbuatan buruk ayahnya. Film fiksi POCERIKA ini menerapkan match cut sebagai konsep dalam penciptaan karya ini untuk membangun suspense. Diterapkannya match cut bertujuan untuk memberi kesinambungan makna emosional pada dua adegan/scene secara grafis, aksi, dan suara. Penerapan match cut pada film POCERIKA ada pada 7 scene berbeda, diantaranya scene 4, 4A, 5, 5B, 7, 10, dan 14. Dengan diterapkannya match cut akan menggabungkan informasi yang ada pada dua adegan/scene berbeda pada suatu peristiwa yang memiliki keterkaitan tematik sehingga memunculkan informasi-informasi baru ke penonton. Dengan tetap mempertahankan continuity element dalam frame saat terjadi perpindahan scene, akan membuat penonton tetap terbawa dengan intensitas yang sama pada scene sebelumnya. Penerapan match cut didukung dengan pacing dalam ritme akan merepresentasikan perasaan yang dirasakan tokoh ke penonton. Cara tersebut akan menimbulkan kedekatan emosional penonton pada tokoh, sehingga saat tokoh dihadapkan pada situasi yang menegangkan, maka penonton akan turut merasakan suspense yang dihadirkan.

Actions (login required)

View Item